E-Techno. Institut Teknologi (IT) PLN telah meneguhkan cita-citanya untuk menjadi perguruan tinggi berkelas internasional yang modern, mandiri, unggul di bidang energi dan teknologi, berwawasan lingkungan dalam menyongsong era transisi energi. Roadmap menuju cita-cita tersebut telah dicanangkan. Tahapannya adalah peralihan menuju akreditasi unggul dengan implementasi ISO 21001-2018 tentang Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan (SMOP), akreditasi unggul dan menuju world class.
Kerja sama dengan pihak-pihak internasional juga terus dirintis diantaranya dengan Universitas Tenaga Nasional (UNITEN) di Malaysia, Kookmin University di Korea selatan dan Slovak University of Technologi di Slovakia. Kini civitas akademika ITPLN dapat melakukan studi banding ke tiga negara tersebut dengan mudah Program double degree sedang dirintis dengan UNITEN Malaysia. Program doktorisasi juga gencar dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga dosen. Para dosen dikirim untuk mengambil doctor di berbagai perguruan tinggi terkemuka di dalam dan luar negeri.
ITPLN memiliki empat fakultas dimana penamaan fakultas ini juga diselaraskan dengan semangat memasuki era transisi energi, yaitu Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan, Fakultas Telematika Energi, Fakultas Teknologi dan Bisnis Energi,
dan Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan.
Orang dibalik semua itu adalah Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa Mulyana, K., MT atau akrab disapa Prof. Iwa. Kecintaannya pada dunia listrik tidak diragukan lagi. Dan itu diwujudkan dalam tekadnya membangun dan mengembangkan ITPLN dan
menjadi perguruan tinggi yang berkelas Internasional. dalam menyongsong masa depan Revolusi 4.0 dan Transisi Energi. Prof Iwa adalah guru besar Teknik Elektro dari Universitas Indonesia. Bergabung di ITPLN (dulu Sekolah Tinggi Teknik/
STT) sejak 2019 dirinya langsung tancap gas untuk membenahi dan memajukan STT. Tahun 2020 Sekolah Tinggi Teknik berubah status menjadi Institut Teknik.
ITPLN tak hanya membekali mahasiswa dengan ilmu akademis, namun juga mendorong agar mahasiswa meningkatkan kegiatan non-akademis dan mengejar prestasi di bidang masing-masing.
Dosen didorong untuk memiliki mindset Tri Darma Perguruan Tinggi secara mendalam, bahwa ada tugas yang harus dilakukan segenap sivitas akademika, adalah pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
“Mungkin mudah untuk dikatakan, tapi di sinilah tantangannya untuk mengubah mindset berpikir sivitas akademika,” kata Prof. Iwa. “Riset-riset kami mengarah pada riset terapan, kami mencoba mencari peluang menggunakan teknologi yang ada sehingga masyarakat di desa-desa mendapat listrik dengan relatif terjangkau,”
kata Prof. Iwa. Dosen dan mahasiswa terus didorong melakukan penelitian meski dana terbatas. Dana riset di Indonesia tidak pernah cukup apalagi bila dibandingkan negara maju seperti Korea Selatan misalnya “Namun, kita sudah ada peningkatan,” kata dia Dana penelitian dari anggaran internal kampus dan dana-dana hibah lainnya dari eksternal. Intinya para dosen jangan terjebak hanya dalam pengajaran saja, tetapi konsisten menjalankan Tri Darma Perguruan Tinggi.
“Masih banyak desa yang sulit terjangkau listrik. Dan kami mencari peluang-peluang agar desa tadi mendapat listrik yang relatif terjangkau, untuk itu kami ada dana pengabdian untuk hal seperti itu, walau terbatas,” kata Prof. Iwa. Prof Iwa dan ITPLN bersama para ksatria petir siap menyongsong era transisi energi menuju net zero emission.(red,)