E-Techno. PT PLN (Persero) berkomitmen mewujudkan net zero emission tahun 2060. Hal ini dikemukakan oleh Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat menyampaikan sambutan dalam konferensi Internasional State-owned Enterprises beberapa waktu lalu di Bali. Darmawan Prasodjo menjelaskan sebagai bagian dari komitmen global untuk mengurangi emisi karbon, PLN telah memprakarsai 8 inisiatif dan langkah-langkah strategis PLN dalam memaksimalkan teknologi dan inovasi dalam pengurangan emisi karbon dan mendorong transisi energi.
Dengan berkolaborasi, kami juga memastikan akan terus menye diakan pasokan listrik yang andal dan bersih untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ujar Darmawan. Kedelapan inisiatif tersebut sebagaimana adalah pertama, PLN akan memensiunkan PLTU secara bertahap. Langkah ini dinilai paling efektif untuk bisa mengurangi emisi karbon di sektor kelistrikan sekaligus mengurangi penggunaan batubara sebagai energi fosil.
Kedua, PLN secara paralel juga mengimplementasikan teknologi cofiring biomassa di pembangkit berbasis fosil yang masih beroperasi guna mengurangi penggunaan energi fosil serta emisi yang dihasilkan. Gerakan ekonomi energi kerakyatan melalui co-firing yang sudah dilakukan badan usaha serta pemerintah daerah akan mendongkrak perekonomian masyarakat.
Ketiga, PLN juga akan mengakselerasi penambahan pembangkit listrik berbasis
energi bersih. Hingga 2025 mendatang PLN akan menambah 3 GW pembangkit
berbasis EBT dengan total tambahan kapasitas terpasang 20.9 GW dari 2021
hingga 2030 mendatang.
Keempat, PLN memberikan layanan Renewable Energy Certificated (REC) sebagai salah satu fasilitas yang bisa digunakan baik oleh stakeholder BUMN, pemerintahan, retail, bisnis, maupun industri untuk bisa bersama-sama menggunakan energi listrik berbasis EBT.
Kelima, PLN juga mendukung ekosistem kendaraan listrik dengan gencar menciptakan skema kerja sama bersama mitra melalui franchise pembangunan
SPKLU dan SPBKLU bersama perbankan, mall-mall, kantor-kantor, swasta, operator jasa transportasi, dealer motor dan lain-lain sehingga akan ada ribuan SPKLU
dan SPBKLU yang difasilitasi PLN.
Keenam, PLN juga mengembangkan Carbon Capture and Storage (CCS) sehingga bisa menjadi teknologi penyerap emisi karbon dalam jumlah besar di PLTU dan PLTG.
Ketujuh, PLN juga mengembangkan teknologi hidrogen untuk menurunkan emisi dari pembangkit berbahan bakar fosil melalui implementasi cofiring hidrogen dan amonia.
Kedelapan, PLN mengembangkan teknologi Smart Grid and Control System. Penerapan ini bakal meningkatkan efisiensi sistem sekaligus mengurangi emisi melalui digitalisasi pada tiap lini proses bisnis.
“Perkembangan teknologi dan inovasi mampu menekan harga dari pengembangan EBT. Ini menjawab dilema antara energi bersih tapi mahal atau energi kotor tapi murah. Ini bisa dijawab, bahwa ke depannya energi bersih dan murah bisa dicapai,” kata Darmawan.
Sementara itu, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I, Pahala N. Mansury sangat mendukung langkah PLN dalam mencapai net zero emission
pada 2060 serta mendukung pembangunan rendah karbon sejalan dengan Paris Agreementdan target pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia hingga 31.89 persen pada 2030. Hal tersebut juga sesuai dengan Updated National Determined Contribution (NDC) yang dirilis pemerintah pada September tahun lalu. Pahala mengapresiasi Komitmen PLN dalam mewujudkan dekarbonisasi dan menggerakkan transisi energi di antaranya dengan mengakselerasi pengurangan penggunaan aset PLTU batubara serta percepatan pembangunan energi baru terbarukan (EBT) untuk meningkatkan porsi EBT dalam bauran energi.(red/ed.mje)
Almortret
31 Agustus 2024 at 2:53 am
Previous investigations showed that the distal dendrites of VS 3 neurons generate APs and that the inhibitory response to GABA A agonists occurs only in the axonal region Gingl and French 2003; Gingl et al priligy walmart