E-Techno, 26 September 2023
Karawang (09/23) – Program Studi Teknik Industri memang masih relatif baru di lingkungan Institut Teknologi PLN (ITPLN), namun semangat dan komitmennya dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan tinggi patut diacungi jempol. Pengajaran dan penelitian sebagai penjabaran poin pertama dan kedua selama ini sudah berjalan dengan baik, ditambah dengan akselerasi peningkatan jumlah mahasiswa setiap tahunnya yang semakin menggembirakan. Pengabdian masyarakat sebagai manivesto poin ketiga juga tidak lepas menjadi fokus aktifitas kegiatan pada jurusan yang dipimpin oleh Utami Wahyuningsih, ST, MT, IP.
Berbekal ilmu pengetahuan didukung berbagai pengalaman praktis, tim dosen yang langsung diketuai oleh Utami Wahyuningsih, ST, MT, IP, dan beranggotakan Arief Suardi Nur Chairat, ST, MT, Ph.D. (cand). Lili Rasyidi, ST, MT, Taufik Hidayat, ST, MT, Eko Sulistiyo, ST, M.Si, Ir. Victor Assani D, ST, S.Sos, MT, IPM, ASEAN Eng. serta Lia Nur Octavia, ST, MT. melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat. Kali ini dengan mengangkat tema Perbaikan Buangan Limbah Cair pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Pengrajin Tahu untuk Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan di UD ASRI Cikampek pada bulan September 2023.

“Kami konsisten melakukan aktifitas pengabdian kepada masyarakat, ini merupakan bentuk tanggung jawab moral sebagai insan akademis. Dengan berbekal ilmu, pengetahuan serta pengalaman dalam berperan serta memberdayakan dan eningkatkan taraf hidup masyarakat.” Ungkap utami dalam sambutannya.
Tim dosen Teknik Industri ITPLN juga selalu melibatkan mahasiswa dalam berbagai aktifitasnya, termasuk pada pengabdian kepada masyarakat kali ini didukung oleh para mahasiswa angkatan 2022 diantaranya adalah M. Allif Habibillah, Ario Yogatama Erlaputra dan Jennifer Gabrielle Ouctorin Pongtiku. Diharapkan mahasiswa juga mulai mengenal aktifitas pengabdian kepada masyarakat sedini mungkin.
Sebagaimana diketahui, Industri rumahan produksi tahu sudah lama beroperasi di banyak titik di wilayah Cikampek. Karakteristik tradisional ditambah usaha yang merupakan kegiatan turun-temurun ini membuat berbagai aktifitas produksi tahu tersebut masih dikelola secara tradisional, walaupun memang dalam perkem-bangannya tetap memperhatikan faktor lingkungan, termasuk penanganan sederhana pembuangan limbah cair yang merupakan residu dari proses produksi tersebut.
Limbah dalam proses produksi tahu bisa dikatakan relatif lebih aman dibandingkan dengan limbah-limbah industri yang lain, karena limbah tahu merupakan limbah nabati, namun dalam taraf tertentu efek limbah tahu juga berpotensi mempengaruhi lingkungan. Sehingga harus secara terus menerus dilakukan perbaikan dan improvement. Hal yang paling simple adalah pada persoalan bau tidak sedap yang ditimbulkan serta kualitas kekeruhan air yang cukup pekat dan menyengat, yang tentunya mengandung mikroorganisme.
Walaupun bisa dikategorikan ringan, limbah cair dari produksi tahu yang menghasilkan senyawa organik, temasuk senyawa lain seperti nitrogen dan fosfat. Sehingga jika tidak diproses, limbah cair akan berwarna kecoklatan dan menghasilkan bau busuk yang mengganggu lingkungan. Apabila dibuang tanpa pengolahan maka limbah cair dan endapannya dan berpotensi memicu kuman dan penyakit, serta berbahaya bagi kelangsungan ekosistem perairan.
Oleh karena itu diperlukan usaha untuk meminimalisir efek-efek negatif dari industri UMKM ini. Dengan mengadopsi proses fisika yaitu sedimentasi dan filterisasi. Tim dosen bekerjasama dengan pengusaha industri tahu melakukan perbaikan dan pembangu-nan sistem pengolahan limbah sederhana yaitu settling tank atau bak pengendapan.
“Dalam kegiatan ini kami membangun bak berukuran panjang 8 m, lebar 1,5 m dan kedalaman sekitar 2 m yang selanjutkan kami bagi menjadi 3 bagian. Dimana pada bak pertama merupakan bak pengendapan, kemudian dilanjutkan pada bak penyaring dan yang ketiga adalah bak penampung sebelum selanjutnya cairan yang sudah relatif bening dapat dibuang ke alam.” Papar Lia Nur Octavia

Model ini mengadopsi teori fisika sederhana, dimana ketika terdapat cairan yang memiliki zat padat terlarut, yang berpotensi mereproduksi senyawa, partikel maupun zat yang tidak diinginkan lainnya ketika dilepas langsung ke alam maka harus dilakukan terlebih dahulu pengendapan. Dengan adanya bak awal yang bersifat slow stream maka partikel padat terlarut pada cairan limbah yang tertapung akan “terjebak” dan mengendap dengan sendirinya karena pengaruh gaya gravitasi. Sedangkan cairan yang relatif sudah bersih akan langsung mengalir ke bak proses selanjutnya. Pada proses penyaringan maka limbah akan lebih tersaring dengan berbagai media penyaringan yang “ditanam” pada bak penyaringan.
Lulusan program Magister Teknik di Universitas Indonesia ini selanjutnya menerangkan bahwa setelah kedua proses tersebut berjalan dan pada bak terakhir limbah cair masih tetap akan masuk ke bak yang juga bersifat slow stream sehingga masih bisa “menjebak” endapan yang pada akhirnya setelah ini akan dapat dibuang dengan aman ke alam bebas dan sering kali limbah ini diminta dialirkan ke sawah. Hal ini karena limbah cair yang berkonten nabati ini dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Kegiatan ini mendapatkan sambutan yang sangat baik oleh pengusaha UMKM Tahu di Cikampek. Diharapkan project dan pembangunan ini nantinya dapat menjadi objek percontohan dan pengembangan proses pengolahan limbah sederhana di kalangan industri UMKM di wilayah Cikampek.
“Kami menyambut baik dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Tim Dosen Teknik Industri ITPLN yang telah sudi turun ke lapangan dan membantu kami para pengusaha kecil secara langsung dalam proses pengolahan dan perbaikan limbah cair tahu. Teknologi-teknologi sederhana dan tetat guna seperti inilah yang sangat kami butuhkan. Semoga kedepan ada inovasi-inovasi lain yang dapat diterapkan dan dikembangkan pada industri di wilayah kami ini.” Tutup Wiwik Sugiarsih yang merupakan owner UD ASRI. (VA-9/red.)

You must be logged in to post a comment Login